<p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><b><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">DALUNG (06/04/2025) </span></span></span></b><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">- Kegiatan Penilaian Ogoh-Ogoh Zona 6 Kabupaten Badung yang bertempat di masing-masing banjar se-Desa Dalung pada Rabu, (5/3) hingga Kamis (6/3). Dalam kegiatan ini turut hadir 3 orang juri yang ditugaskan langsung oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung yakni I Nyoman Darmu, I Made Alit Suaja, S.Sn., dan Ida Bagus Gede dwijangsa Manuaba., Ketua Sabha Yowana Desa Adat Dalung Gede Arya Putra Pratama., dan Sekaa Truna yang dikunjungi yakni ST. Tunas Kusuma Banjar Lebak. </span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Proses pembuatan ogoh-ogoh ini membutuhkan kerja keras luar biasa dari anggota <i>sekaa truna.</i> Hampir setiap hari, para pemuda menggarap ogoh-ogoh dari siang hingga larut malam untuk dapat menyelesaikan ogoh-ogoh tepat waktu. Tidak hanya membuat kerangka atau konstruksi yang kokoh, hiasan hingga tapel ogoh-ogoh juga dikerjakan secara mendetail. Para pemuda juga melukis dan menambahkan ornamen-ornamen khas secara teliti. Tantangan terbesar datang dari cuaca yang tidak menentu, di mana panas terik di siang hari sering kali berganti dengan hujan deras disertai angin kencang pada malam hari yang tak jarang membuat para pemuda was-was akan merusak ogoh-ogoh yang tengah dikerjakan.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Tertuang dalam sinopsis, Tantu Sirah merupakan sebuah wabah lebah yang mengganggu kehidupan penduduk. Gemuruhnya menggetarkan jiwa, suaranya bagai nyanyian pengantar kematian dan ribuan koloninya bagai awan hitam menutupi pertiwi. <i>Tantu Sirah</i> adalah utusan alam untuk menuntut sebuah pembenaran. Kala raja yang lupa akan mana yang harus didahulukan, hatinya pun bagai terbakar api neraka melihat banyak nyawa yang sudah tercampakan, ribuan orang tanpa dosa menerima <i>phalanya</i> oleh kekalahan yang menjadi penyesalan dan tak ada yang bisa merubahnya. Kyai Agung Anom, seorang putra mahkota Puri Pemecutan, ksatria gagah berani berjiwa besar lalu datang membela pertiwi. Sang surya tegak di atas kepalanya memberi sinar bagi sang pemberani dengan Desa Dawan sebagai tujuan. Dikatakan Brahmana Manuaba harus disadarkan oleh kobaran api obor yang bagai tari kematian, dan melumpuhkan setiap kekuatan dengan kulkul bulus yang membangunkan tawon untuk siap berperang hingga luluh lemah tak berdaya di hadapan Agung Anom dengan bara obor di tangannya bagai jiwa tanpa nyawa. Tawon lemah lantas kehilangan jati dirinya dan Brahmana Manuaba menyerah menyadarkan diri akan kekalahannya dan memberi ruang pada tubuhnya untuk memperoleh pengampunan Huang Dewata. </span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Ketua STT Tunas Kusuma, Deny Surya menyampaikan harapannya agar pembuatan ogoh-ogoh ini tidak hanya menjadi bagian dari perayaan tahunan, tetapi juga sebagai upaya nyata dalam melestarikan tradisi dan budaya Bali. Menurutnya, melalui proses ini, para anggota <i>Sekaa Teruna</i> dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam seni pembuatan ogoh-ogoh, sekaligus memperkuat solidaritas dan rasa kebersamaan di dalam organisasi. “<b><i>Kami berharap, ke depannya ST. Tunas Kusuma semakin kompak lagi dan terus berinovasi dalam setiap karya yang dibuat, sehingga tradisi ini tetap terjaga dengan baik dari generasi ke generasi,” </i></b>ujarnya.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><span lang="id" style="font-size:8.0pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times="">Sementara itu, Kelian Dinas Banjar Lebak, I Ketut Sumajaya, juga menyampaikan dukungannya terhadap pembuatan ogoh-ogoh oleh ST. Tunas Kusuma. Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan kondusifitas dalam pelaksanaan malam pengerupukan nanti. “<b><i>Semoga seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari iring-iringan hingga pementasan ogoh-ogoh, dapat berjalan dengan tertib dan lancar sesuai dengan harapan kita semua,</i></b>” ungkapnya. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan selama perayaan, sehingga tradisi ini tetap menjadi kebanggaan tanpa mengurangi nilai-nilai budaya dan adat yang telah diwariskan.</span></span></span></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"><span style="font-size:11pt"><span style="line-height:115%"><span style="font-family:Arial,sans-serif"><b><span lang="id" new="" roman="" style="font-family:" times="">(KIMDLG-003).</span></b></span></span></span></p> <p style="margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:12.0pt; margin-left:0cm; text-align:justify; margin:0cm"> </p>
Perpaduan Seni dan Teknologi : Kreativitas Ogoh-Ogoh ST. Tunas Kusuma Br. Lebak Dalung berjudul "Tantu Sirah"
06 Apr 2025